Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya (HR. Thabrani)

Sunday 1 May 2016

Posted by Anisa Wilujeng in | 04:46 No comments
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Halooooo! Selamat sore! ^-^
Lagi pada ngapain ini? Sehat, sehat? Semangat, semangat?

Kalo sedang ada masalah, dihadapi, dan segera diselesaikan ya, pokoknya jangan menyerah Pemirsa! SEMANGAT!


Oke, bahasan kali ini adalah tentang Pendamping. Bukan Pendamping Biasa yaitu Pendamping Hidup! Pendamping yang akan bersama-sama menghabiskan waktu bersama kita di sisa hidupnya. Pendamping yang akan menjadi Ibu/Bapak dari anak-anak kita kelak. (^_^) ihir… hehe..

Gak ada badai gak ada angin, tiba-tiba ada teman saya yang curhat, “Aku dari kemarin ditanyain terus sama orang-orang, kapan nikah? Ya aku jawab aja sambil guyonan, ‘aku baru bisa jawab kalo udah ada yang datang. La ini blm ada yang datang-datang, hehe.’ kan kamu tahu sendiri, kalo menikah itu gak semudah yang dibayangkan, gak bisa asal milih, dan ada tugas tambahan lainnya ketika nanti kita sudah mempunyai anak. Aku aja masih seperti ini, aku belum siap, aku masih harus banyak belajar lagi. Kalo pendapat mbak kos ku, ya kalo kamu bilangnya gak siap terus, kapan siapnya.”

Nah itu tadi adalah curhatan salah satu teman saya. Teman-teman ada yang mau kasih solusi? Boleh-boleh (^_^).

Hm, biasanya saya gak banyak komentar masalah begituan. Tetapi karena tadi pagi ada kajian yang menyrempet kea rah-arah itu, jadinya saya putuskan untuk memberi solusi semampu saya. Dan setelah dipikir-pikir, solusi yang saya tawarkan sepertinya cukup bijak. Haha.. (ya semoga saja tidak menyesatkan ya).

Saya menjawab, “Kalo perihal memilih pendamping hidup itu ada dua hal yang harus jadi fokus utama, pertama yaitu SHALIH, kedua adalah ALIM (BERILMU). Ya kalo misal ada seseorang Shalih dan Alim yang datang kepada kita, sepertinya tidak ada alasan untuk menolaknya. Mengapa harus menolak? Justru jika ada lelaki seperti itu datang, seharusnya kita senang dong, malah nanti bisa membimbing kita. Sambil jalan, sembari dibimbing. Nah, sambil nunggu pangeran kita datang, kita memperbaiki diri dulu.” (Wah, ini mah nasehat demokrasi ya, dari aku untuk aku, haha)

Ya sejatinya memang seperti itu, menasehati orang lain sesungguhnya juga menasehati diri sendiri. It is like boomerang right? 

 Sebenernya awalnya gak ada niatan untuk nulis hal beginian dalam waktu dekat, tetapi gara-gara tadi pagi ada yang tanya tentang pendapat saya atas permasalahan yang sedang dihadapinya (red.pendamping hidup), haha, padahal siapa juga saya ya, sama-sama belum ada pendamping :p . Sesama teman harus saling menasehati dan mengupayakan yang terbaik, jadinya ya saya mencoba menjawab sebisa saya. Kemudian, saya tiba-tiba ingin menuliskannya di sini juga, ya mumpung lagi semangat nulis ini. :D

Sekian, sampai jumpa dilain kesempatan (:

0 comments:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter