Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya (HR. Thabrani)

Thursday 28 April 2016

Posted by Anisa Wilujeng in | 08:10 No comments
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Rindu, iyaaaa, rindu naik gunung! Hehe. Sampe segitunya banget ya? Ya memang iya. Rindu suasananya. Indah.

Sudah lama banget pengen naik gunung. Alhamdulillah kesampaian! Diizinkan sama Allah pergi bersama teman-teman yang super baik dan shalih, ada mbak bro Ifni, Sulimah, Toda, Farah Hilmy, plus mas Mifta. Thanks friends, you are totally amazing, really! >.<

Jika pengalaman adalah guru terbaik, maka perkenankan saya untuk mengabadikan kisah luar biasa ini. Selain itu juga sebagai rasa syukur atas hadiah luar biasa yang diberikan Allah Swt menjelang kelulusan ini. Tulisan ini juga saya persembahkan untuk teman-teman seperjuangan yang sudah membersamai saya naik gunung.

Gunung yang kami daki adalah Gunung Merbabu. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan jalur pendakian, dan jalur pendakian yang kami tempuh adalah lewat Suwanting (berdasarkan instruksi pemandu).

Aku ingin naik gunung, karena aku ingin merasakan sensasi naik gunung, juga ingin mencari hakikat, mengapa Allah juga memberikan perhatian kepada gunung. Aku percaya pasti akan ada banyak pelajaran yang bisa diambil. :D

“Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan.” (Qs. Al-Ghasyiah [88]:19)


Oh ya sebelum dimulai petualangannya, saya ingin memperkenalkan para aktornya. Leader perjalanan ini adalah mbak bro Ifni, pemandu dan pelindungnya adalah mas Mifta. Anggota terkuat adalah Sulimah, anggota periang adalah Toda, dan anggota terheboh adalah Farah. Sedangkan saya sendiri adalah …..(apa?)… apa ya enaknya? Penonton sajalah, karena saya selalu terhibur dengan aksi-aksi mereka. Haha.

PACKING 
Mbak bro Ifni as a leader, H-7 sudah mulai memberikan maklumat barang-barang apa saja yang harus dibawa, diantaranya ada Sleepingbag, Matras, Senter, Baju Ganti, Air mineral 2 botol besar, jaket super tebal, kaos tangan, kaos kaki, mantel, payung, alat ibadah, dan makanan. Di hari H nya Alhamdulillah kami kesemuanya sudah siap dengan barang-barang yang sudah dimaklumatkan, bahkan ada yang over makanan, hayo siapa hayo :p

Sejujurnya pada saat mencangklong tas gunung untuk pertama kalinya, actually it’s so hard for me. Berat, berat banget, asli! Saat jalan biasa sedikit kualahan, jalannya miring-miring, udah kaya’ menara Pisa. Haha. Tapi hal itu juga dirasakan teman-temanku lainnya. Mereka juga kualahan. Maklum kami masih para newbe, masih amatir sangat.

BERANGKAT
Berkumpul di kos mbak bro ifni pukul 10.00 dan cus ke Basecamp Suwanting. Di basecamp, kami dijelaskan rute-rutennya; ada 3 pos, jarak pos 2 ke pos 3 lumayan jauh dan cukup terjal. “Kalo cowoknya ada tiga, berarti cowoknya dikasihkan di depan, tengah, belakang. Kalo cuma ada dua berarti taruh di depan dan belakang, perjalanan ini biasanya 8 jam’an” nasehat Mas Basecamp. Kami berlima (ifni, Suli, Toda, Farah, aku) cuma bisa senyum-senyum gak jelas, haha, la cowoknya aja cuma satu aja. Hehe. Satu gak apa-apa, yang penting expert (itu asumsiku). Kalo katanya mbak bro Ifni sih selama sama mas Mifta gakpapa, sudah percaya banget bakal bisa jagain adik-adik yang kece badai ini. Haha.

MENDAKI
Sebelum mendaki apa yang harus dilakukan?
Berdoa. Ya, benar sekali. Selain itu, ada yang gak kalah penting, yaitu meluruskan niat. Mas Mifta mulai memberikan wejangan-wejangan dahsyatnya. Honestly, his advise really touched. Pesannya, “Mari meluruskan niat. Bahwa mendaki gunung itu bukan hanya tentang foto-foto, tetapi lebih dari itu. Mari diniatkan untuk ibadah. Kita nge-camp nya di pos 3 ya, biar gak kejauhan ke puncaknya.” (lupa kalimatnya, tapi ya intinya gitu, hehe). Dan kami pun mangut-mangut mengiyakan dengan semangat.

OKE, GO! BERANGKAT! SEMANGAT SEMANGAT!
Baru beberapa belas meter, kami kualahan berjalan. Bukan kami sih, terutama aku. Haha.. sudah menggeh-menggeh (udah gak olahraga sejak 3 tahun yang lalu, OMG!). Keringatku sudah bercucuran kemana-mana. Farah juga sepertinya senasib denganku. Merasa ada salah dengan teknik packing dan teknik pembawaan tas, akhirnya pemandu menyuruh berhenti dan merombak cara packing. Saat itu hujan juga mulai menyapa kami. Mantap deh yaaa naik gunung itu, belum apa-apa sudah disambut hujan, luar byasak. Akhirnya kami berhenti sejenak untuk memakai mantol. Setelah tahu cara memakai tas gunung, bebannya jadi tidak terlalu berat, walaupun ya tetep berat (-_-) tapi mendingan. Berembun, artinya kacamataku juga akan bermasalah, gak kelihatan, ketutup air, akhirnya lepas kaca mata, anggap saja terapi mata.

Di garda depan adalah mbak bro Ifni, tapi kemudian diganti sama mbak bro Farah, mbak bro Ifni jalannya cepet begete, langkahnya lebar lagi, jadi pada kualahan (terutama aku, #tutupmata), wkwk. POS 1 Lewattttt. Yeay! Lanjut. Di pertengahan antara pos 1 dan pos 2, kami break sejenak, shalat ashar. Dari pos ini, kumandang adzan masih terdengar, rasanya tenang dan senang banget. Nah, di sini lah penjepretan foto-foto dimulai, hehe. Sudah terang gak hujan. Pemandangannya pun memesona. Indahnyaaaaaa. Gunung merapi terlihat anggun.

                       

Lanjut perjalanan. Sepanjang perjalanan juga mulai bertemu dengan pendaki-pendaki lainnya. Bertemu para pendaki lainnya itu seperti bertemu dengan teman-teman akrab, hehe. Mungkin karena satu visi juga kali ya, hehe. Prinsipnya harus saling menolong dan menyemangati. Di pos 2 kami berhenti sejenak. Saat itu sepertinya sudah waktu isya’. Kami mulai mennghangatkan diri dengan makan pop mie dan minum yang panas-panas. Setelahnya merasa cukup dengan breaknya, kami melanjukan perjalanan, karena tujuan kami adalah pos 3, setelah itu baru boleh istirahat. Perkiraan awal sampai di pos 3 adalah pukul 10 malam. Di tengah jalan, ada yang sangat kualahan berjalan, ternyata kekenyangan. Haha. Jadilah, kami berhenti sejenak. Setelah itu lanjut lagi! :D

Jalan dan terus berjalan. Semangat dan saling menyemangati. Ngelihat jam ternyata sudah berganti hari. Jam 1 pagi! Dan belum sampai Pos 3. Wah, luar byasak. Langkah kaki juga sudah berat. Lanjut lagi. Berhenti lagi. Lanjut lagi. Berhenti lagi. Ya seperti itulah. Jalan 5 menit, berhenti 5 menit, hehe, maaf keun saya teman-teman. Toda juga semakin kualahan, sepatunya licin. She must be careful. Karena sudah sangat kelelahan (saat itu sudah pukul 3 pagi!) dan kondisi mata sepertinya sudah tidak mendukung, akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat yang landai dan nge camp. Mendirikan tenda dan akhirnya tidur.

Paginya, shalat subuh sambil bergetar-getar, hoho. Dingin broo. Tapi kalo buat Sulimah, dia sudah expert banget dalam kondisi dingin seperti ini. Perkenalkan, Sulimah adalah orang Wonosobo. ^_____^ lanjut ya!

Bikin makanan sama minuman untuk menghangatkan tubuh, kemudian cus menuju puncak. Lupa sekitar jam berapa. Mungkin jam setengah tujuh. Mendaki lagi. Tetapi kali ini lebih lancar jalannya, lha gak pake tas. Hihi. Tasnya ditinggal di camp. Biarlah Allah yang menjaga camp nya. Lagian sesama  pendaki, harusnya saling memahami, yang pakai tas cuma mas Mifta aja sang pembawa barang-barang (haha, piss).

Wih, jalan menuju pos 3 lumayan juga, sekitar 15 menit kami sampai di pos 3, itu pun di pagi hari dengan tidak memakai tas dengan rute bebatuan yang sungguh luar biasaaaaaaa. Aku bersyukur karena kami tidak jadi nge camp di pos 3, tidak bisa membayangkan bagaimana jika kami menggendong beban berat sembari melewati rute-rute Wow ini. Naik dan terus naik. Menoleh ke belakang, Waw! MasyaAllah…….. Pemandangannya luar biasa! Allahuakbar! ^_^ hihi, semakin semangat menuju puncak.



PUNCAK
Yeay! Alhamdulillah. Akhirnya sampai puncak juga. MasyaAllah…………. Aku kehabisan kata-kata. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Maha Besar Engkau Ya Allah. Alhamdulillah Allah masih mengizinkan kami sampai puncak sebelum kabut-kabut datang! Allah baik bangettttt… (sayang Allah BANGET)



PULANG
Kami turun sekitar pukul 1 siang (eh, iya gak ya, aku lupa). Saya diskripsikan dulu ya keadaan kami. Kondisi Toda sakit perut dengan sepatu licin. Kondisi Farah bersemangat dengan sandal menghawatirkan. Kondisi Ifni dan Sulimah sehat semangat. Kondisi mas mifta membawa banyak barang termasuk botol-botol kosong beserta bungkus-bungkus s****h bergantungan (ups), haha, maaf pada kondisi ini kami belum bisa bantu bawa barang-barang itu. Kondisi saya sendiri, masih mencoba bersahabat dengan kaki dan juga pundak. Hehe.

Nah, diperjalanan pulang ini, tracknya terlihat dengan jelas. Ternyata di samping kanan adalah jurang. Hyaaaa…. Aku sampai gak percaya kalo mendaki kemarin kami melewati track-track seperti ini, ya mungkin karena gelap, jadinya agak gak kelihatan. Nah, di tengah jalan, pas kami kualahan, ada mas-mas yang agak GJ yang mau nolongin. Haha. Lucu deh. >.< Ya walaupun GJ gitu tapi baik. Makasih makasih.

Hari semakin malam, hampir isya’, penerangan semakin menipis (senternya T.T), senter terbaik adalah punya Toda. Selamat Toda! *_*

Karena banyak hal yang dikhawatirkan, kamipun nge camp lagi. Untunglah, persediaan makan masih mencukupi, gak sia-sia deh ya bawa banyak makanan. Haha. Dan malam itu pun, kami tidur panjang. Mengistirahatkan raga sejenak.

Paginya kami turun dengan kondisi badan yang lebih baik. Menikmati pemandangan dengan lebih khusyuk lagi. Hehe. Ah, indahnyaaa.


Dan Taraaaaa….. sampailah kami di basecamp. Teman-teman, kalian sungguh luar biasyakkkk… ^_^



----------------------------------------------------------------
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Terimakasih ya Allah, karena Engkau telah menghadiahkan rekreasi jiwa dan juga raga. Hanya karena kasih sayang-Mu lah kami bisa merasakan semua ini.

Mendaki gunung sejatinya adalah proses mengenal diri sendiri. Sudah sejauh mana bersahabat dan percaya dengan tubuh ini, sudah sejauh mana kita merawatnya, sudah sejauh mana jiwa ini meletakkan pengharapan hanya kepada-Nya. Dan bonusnya tentu saja keindahan alam yang tiada tara. Dan aku bisa merasakan, di atas awan. Bisa melihat ‘ini gunung’. ^_^

“Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan.” (Qs. Al-Ghasyiah [88]:19)


Walaupun sedikit berlebihan, kalo perjalanan kita kemarin di film kan bagus looooh, haha… (*lupakan)


Sekian, terimakasih. Wassalamu’alaykum wr.wb. (n.n)

0 comments:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter