Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya (HR. Thabrani)

Saturday 30 April 2016

Posted by Anisa Wilujeng in | 23:30 No comments
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Halo teman-teman semuanya? Apa kabar? Masih semangat? Selalu dong yaa.

In this precious occasion, let me share something for you. ^_^

Pagi ini, 1 Mei 2016, Alhamdulillah saya bisa bertemu dengan salah satu penulis favorit saya, yakni ustad Ahmad Rifa’i Rif’an. Beliau masuk dalam klist penulis favorit saya baru-baru ini. Saya mengetahui Beliau ketika ada orang yang nge-share postingan Beliau. Jadilah saya sedikit ‘kepo’ dengan wall Beliau. Setelah lihat postingan-postingan di wall Beliau, rasanya JLEB JLEB JLEB. Saya merasa tersindir (*angkat tangan tutupin mata).

Beliau termasuk penulis muda yang sangat produktif. Hingga hari ini. Ada sekitar 80 buku yang sudah beliau tulis. Bahasa tulis yang Beliau gunakan pun mudah dicerna, dan esensi(isi) dari apa yang ingin disampaikan tetep ngena.

Alhamdulillah, hari ini saya bisa join kegiatan Bedah Buku “Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk” dengan pembedahnya adalah penulisnya sendiri yakni ustad Ahmad Arif Rifan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Takmir Masjid Universitas Islam Indonesia (Jalan Kaliurang). Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 06.30, berakhir sekitar pukul 08.00. Walaupun terbilang sebentar, tetapi Alhamdulillah bobot materi yang disampaikan bisa padat dan tentu saja Ngena. Lanjut yaa ^_^


Oh ya, sebelumnya perkenankan saya untuk mendiskripsikan sedikit tentang buku yang akan dibedah ya? Buku “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” saat ini telah mencapai cetakan yang ke-17.  Beliau juga menyampaikan jika buku ini adalah buku yang paling tebal dan tentu saja paling mahal diantara buku-buku beliau yang lainnya, tetapi ternyata juga yang paling laris. Ada 4 pokok bahasan yang disampaikan di buku ini; Menata Hati, Membenahi Nurani; Rumahku, Surgaku; Memancarkan Cahaya Surga di Tempat Kerja; dan Memperkkokoh Semangat dan Visi Hidup.

Karena materi yang dikaji cukup luas dan banyak, maka saya akan memisahkan bersub-sub agar mudah saat dibaca. Oh ya, karena luasnya cangkupan buku “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk”, maka beliau juga menghubung-hubungkan dengan buku-buku beliau lainnya yang masih ada kaitannya dengan buku tersebut (baik disampaikan isinya, ataupun saat beliau mengisi bedah buku dimana-mana).


1. The Perfect Muslimah
Salah satu buku beliau yang laris lainnya adalah buku “The Perfect Muslimah”. Beliau kemudian bercerita jika ada hal yang sangat menarik ketika beliau membedah buku ini disuatu acara. Beliau menyampaikan bahwa pandangan penulis tentang Perfect Muslimah itu; Indah akhlaknya, teduh parasnya, brilian otaknya, mantap ilmu agamanya, luas pergaulannya, dahsyat prestasinya, hebat kontribusinya. Auranya terjaga, pergaulannya terjaga, perilakunya terjaga. Matanya berkilau oleh air mata takwa, bibirnya basah dengan untaian petuah, rambutnya tertutup oleh juluran jilbabnya. Bicaranya dakwah, pendengarannya tilawah, geraknya jihad fii sabilillah. Hatinya penuh zikir, otaknya penuh pikir, dipercantik oleh jaganya lahir.

Kemudian beliau bertanya kepada audiens,” kira-kira ada enggak perfect muslimah itu?”
“Tidakkkkk….” begitulah sahutan audiens. Eh, tapi ternyata ada seorang perempuan yang menjawab berbeda. Perempuan itu menjawab, “perfect muslimah itu ada. Bahkan saya ingin mengkritisi buku ini. Seharusnya buku ini tidak perlu menambahkan kata PERFECT, karena tanpa kata perfect pun, MUSLIMAH itu sudah sempurna. Karena dia adalah Muslimah; ajaran yang diajarkan kepadanya adalah ajaran yang paling sempurna, yang kesemuanya tidak ada yang tidak bermanfaat; Kitab sucinya adalah kitab suci paling sempurna; dan manusia panutannya adalah manusia yang paling sempurna di muka bumi. Dan jika ada kepribadian ada yang kurang beres, berarti menandakan bahwa dia belum mengamalkan ajaran ataupun kitab suci”
(wihhhhhhhh…..luar biasa . Wah, berat sekali ya gelar Muslimah itu :o )


2. Ibadah
Pada saat sesi tanya jawab, seorang audien bertanya, “Cobaan paling besar bagi kebanyakan mahasiswa adalah sulitnya memanage waktu untuk melaksanakan ibadah. Ya memang berat, karena tugas akademik dan organisasi cukup banyak. Lantas bagimana sikap kita menghadapi persoalan tersebut?”

Ustadz Rifai lantas menjawab,”Coba kita amati pertanyaannya lagi. Kurang waktu untuk ibadah karena mengurus organisasi dan akademik? Coba kita lihat definisi ibadah. Ibn Taimiyyah menjelaskan bahwa ibadah adalah segala aktivitas yang dilakukan lillahita’ala. Jadi, segala aktivitas yang kita lakukan bisa dijadikan/bernilai ibadah jika NIAT yang kita niatkan benar. Berorganisasi dan Belajar juga merupakan ibadah. Hanya saja kemudian ibadah memang dibagi menjadi dua bagian yaitu ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Nah, pelaksanaan waktu, itu memang pintar-pintarnya kita dalam membagi waktu. Apakah ada orang yang nilai akademiknya bagus, organisasinya aktif, tetapi dia juga tidak meninggalkan ibadah wajibnya kepada Allah? Sudah banyakkan orang-orang seperti itu. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya kita juga bisa melakukan hal yang demikian. Dan yang paling penting adalah, sebelum melakukan aktivitas apapun, mari berpikir sejenak, kira-kira Allah ridho atau tidak ya? Jika sekiranya iya, maka lakukan! ”
(semangat semangat!)


3. Kajian dengan Tema berat
Di sesi berikutnya, ada pertanyaan,”Ustad, sering kali kalo misal ada tema-tema yang berat dalam kajian, terkadang kita susah sekali untuk hadir ataupun berniat mengkajinya. Bagaimana ya?”
Beliau menjawab,”Itu bisa terjadi karena dari dalam diri kita sendiri kita masih belum selesai dengan diri kita. Bisa juga karena kurangnya sosok teladan (yang pengkajiannya hebat, kontribusinya juga hebat, ibadahnya juga hebat). Jika kita tahu bahwa masih minimnya sosok teladan, mari kita berupaya menjadi sosok tersebut. Karena hal itu juga merupakan salah satu media untuk berdakwah.”


4. Pendamping Hidup
Sekarang, kita masuk ke bahasan pendamping hidup. (Eaaaa…. Hayoooo… Ihir..)
Tidak pernah ada yang mengharuskan jika kita harus menikah dengan orang yang kita cintai, karena itu bukan suatu keharusan. Tetapi jika pas ‘ngepasi ya nggak masalah’. Yang dianjurkan adalah pilihlah yang shalih dan alim/berilmu, selanjutnya terserah.


Nah, para Pemirsa, sebenarnya sub-sub bab lainnya masih banyak, masih ada delapan lagi. Tapi kita bahas next time aja ya, hihi. Ini saya tuliskan point-point yang belum:
5. Padi dan Rumput
6. Lambat Matang
7. Cambuk kepada Diri Sendiri
8. Ibadah Haji
9. Ridha Allah
10. Berteman, Bersahabat
11. Prestasi Akademik sebagai Sarana untuk Berdakwah
12. Godaan yang semakin menghebat

Sekian dulu ya, terimakasih sudah berkunjung ke blog saya. :D
Wassalamu’alaykum Wr.Wb.

0 comments:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter